Hingga Kini, Bantuan Pemerintah Aceh 500 Ribu Ringgit untuk Migran Aceh di Malaysia belum Bisa Disalurkan

Pemerintah Aceh menyiapkan bantuan sebanyak 10.000 paket senilai RM500.000 yang diberikan oleh Pemerintah Aceh untuk masyarakat Aceh yang terdampak wabah Covid-di Malaysia.

Hingga Kini, Bantuan Pemerintah Aceh 500 Ribu Ringgit untuk Migran Aceh di Malaysia belum Bisa Disalurkan

ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Pemerintah Aceh menyiapkan bantuan sebanyak 10.000 paket senilai RM500.000 yang diberikan oleh Pemerintah Aceh untuk masyarakat Aceh yang terdampak wabah Covid-di Malaysia.

Namun, hingga hari ini, bantuan tersebut masih belum bisa disalurkan kepada warga Aceh di Malaysia.

Pasalnya, Pemerintah Aceh belum menerima jawaban tertulis dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Menteri Luar Begeri Indonesia atas Surat Pemerintah Aceh tertanggal 27 April 2020 yang lalu.

Informasi tersebut diterima dari Datuk Haji Mansyur bin Usman Presiden, Komunitas Melayu Acheh Malaysia (KMAM) dalam pernyataan tertulis yang dikirim pada 1 Syawal kemarin.

KMAM, menurut  Datuk Haji Mansyur, akan terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait baik di Aceh ataupun dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur sehingga bantuan itu diterima di sini untuk kemudian dapat disalurkan kepada masyarakat Aceh yang memerlukan bantuan.

Disebutkan, Perintah Kawalan Pergerakan Bersyarat (PKPB) ini untuk sementara akan berakhir pada 9 Juni 2020.

Pemerintah Malaysia bisa saja memperpanjang kembali sesuai dengan perkembangan terakhir jumlah yang positif terpapar Covid-19.

Kalaupun tidak diperpanjang, pekerja migran Aceh di sana diperkirakan akan menghadapi masalah baru karena kemungkinan besar tidak semuanya bisa kembali bekerja seperti semula.

Dalam kondisi ini tentu pasokan bantuan makanan harus tetap diberikan sampai mereka bisa kembali bekerja.

Di sisi lain, mungkin karena peluang kerja tidak lagi sebanyak sebelum pandemi wabah Covid-19, secara otomatis akan membuat para pekerja migran dari Aceh tidak punya pilihan lain selain kembali ke daerah mereka.

Jumlah pekerja migran yang ingin pulang bisa jadi sangat besar.

Hal ini akan menjadi masalah baru dalam proses pengurusan pemulangan baik untuk pekerja yang memiliki izin kerja yang sah ataupun bagi pekerja yang tidak memiliki izin kerja resmi.

Oleh itu, KMAM menegaskan bahwa jika ini terjadi, maka KMAM siap mengulurkan tangan untuk membantu pekerja migran Aceh, Pemerintah Indonesia baik pemerintah pusat di Jakarta, KBRI Kuala Lumpur, Pemerintah Provinsi di Banda Aceh atau Pemerintah Kabupaten/Kota di 23 Kabupaten/Kota di Aceh dan otoritas Pemerintah Malaysia.

Sehingga bersama-sama mencari jalan keluar dan menguruskan hal ini sehingga proses pemulangan itu dapat berjalan dengan baik.

Ucapan terima kasih

Dikatakan Datuk Haji Mansyur, KMAM merasa bangga dengan semangat setiakawan yang sangat tinggi yang sudah ditunjukkan oleh para donatur dan relawan kita.

Sejak Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) pada 18 Maret 2020 dimulai sampai dengan 23 Mei 2020, KMAM sudah mendistribusikan 117,500 paket barang makanan masing-masing senilai RM50 per paket, sehingga jumlah bantuan keseluruhan bernilai RM5.875.000.00 atau sekitar 19.9 miliar rupiah.

Sumber dana untuk keseluruhan bantuan itu berasal dari para pengusaha kedai runcit berketurunan Aceh di Malaysia, pengusaha keturunan Aceh yang lain baik di Malaysia ataupun Indonesia, masyarakat Aceh baik di Indonesia dan Malaysia serta donatur yang berasal dari Malaysia baik individu ataupun badan-badan yang bergerak di bidang amal dan kemanusiaan.

KMAM dengan setulus-tulusnya mengucapkan terima kasih kepada semua donatur yang telah memberikan kepercayaan kepada KMAM untuk menyalurkan bantuan tersebut kepada para pekerja migran dari Aceh ataupun masyarakat setempat yang membutuhkannya.

KMAM juga sangat terhutang budi dengan semua pihak baik pemerintah atau swasta, rekan media baik media cetak atau media daring, tokoh-tokoh masyarakat baik di Indonesia atau di Malaysia yang selama ini, secara langsung atau tidak langsung, telah membantu kelancaran kerja-kerja kemanusiaan yang dilakukan oleh KMAM.

Selainnitu, KMAM juga merasa terhutang budi dengan para relawan yang bekerja siang dan malam untuk menyiapkan dan menyalurkan paket bantuan bahkan sampai ke pelosok-pelosok di mana para pekerja migran kita tinggal dan memohon untuk diberikan bantuan.

KMAM terus terang tidak mampu membalas budi para relawan ini. Hanya Allah jualah yang mampu memberikan balasan yang setimpal atas segala kerja-kerja amal yang telah dilakukan itu. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.