ACEHSATU.COM | Lhokseumawe – Hasil tangkapan ikan nelayan di daerah Lhoksseumawe mengalami penurunan akibat cuaca buruk.
Laporan hasil tangkapan nelayan tersebut dibenarkan oleh Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Provinsi Aceh melalui Unit Pelaksana Teknis Pangkalan Pendaratan Ikan Pusong Kota Lhokseumawe.
“Hasil tangkap ikan nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan Pusong Kota Lhokseumawe menurun pada Mei 2022 dibandingkan April 2022,”
kata Koordinator Unit Pelaksanaan Teknis Pangkalan Pendaratan Ikan Pusong Asmadi di Lhokseumawe, Jumat.
Asmadi mengatakan ikan tangkapan nelayan yang didaratkan di Unit Pelaksanaan Teknis Pangkalan Pendaratan Ikan Pusong pada Mei 2022 mencapai 384,6 ton atau rata-rata 12,4 ton per hari dengan nilai jual lelang Rp9,2 miliar.
Sedangkan ikan tangkapan periode April 2022 sebanyak 637,1 ton atau 21,2 ton per hari dengan nilai jual lelang sebesar Rp10 miliar, kata Asmadi menyebutkan.
Menurut Asmadi, penurunan tangkapan ikan nelayan hingga 252,5 ton tersebut terjadi akibat cuaca buruk di perairan Selat Malaka, sehingga nelayan tidak dapat melaut.
sehingga menurunnya kunjungan kapal yang membawa hasil tangkapan ikan di perairan Selat Malaka ke Pangkalan Pendaratan Ikan Pusong.
“Pada Mei lalu, cuaca buruk dan bertepatan pada perayaan Idul Fitri, sehingga banyak nelayan tidak melaut. Hal ini mengakibatkan turunnya ikan hasil tangkapan nelayan,” katanya.
Asmadi mengatakan ikan hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pusong berbagai jenis ikan dan didominasi ikan jenis cakalang, layang, teri dan tongkol.
“Harga ikan bervariasi dan tergantung hasil tangkapan nelayan. Jika tangkapan nelayan banyak, maka harganya cenderung turun. Sebaliknya, jika tangkapan sedikit, maka harganya akan mahal,” kata Asmadi.
Asmadi mengatakan wilayah penangkapan ikan nelayan Lhokseumawe meliputi Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 571 yang berada di perairan Selat Malaka.
“Rata-rata jumlah kapal motor yang menangkap ikan setiap bulannya berkisar antara 50 hingga 80 unit dengan bobot 10 gross ton atau GT hingga 60 GT,” kata Asmadi.