ACEHSATU.COM | ACEH TAMIANG – Meski harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit ditingkat petani Rp 2.000 perkilogram namun harga TBS tersebut belum sebanding dengan harga pupuk untuk tanaman sawit.
Petani Sawit Aceh Tamiang, Rianto Waris kepada acehsatu.com, Senin (13/3/2023) mengatakan, meski saat ini harga TBS sawit Rp 2.000 perkilogram ditingkat petani namun harga tersebut belum berdampak signifikan terhadap pendapatan petani.
“Jika kita hubungkan dengan harga pupuk maka harga TBS sawit tidak sebanding,” ujarnya.
Rianto Waris menjelaskan, kondisi ini disebabkan mahalnya harga pupuk untuk kebutuhan petani sawit, meski ada pupuk subsidi namun berdasarkan pengalaman kurang berdampak terhadap hasil produski buah sawit sehingga petani lebih memilih pupuk non subsidi.
Baca :Harga Sawit di Aceh
Saat ini harga pupuk non subsidi jenis NPK mutiara Rp 9200.000/zak isi 50 kilogram, pupuk urea non subsidi Rp 560.000/zak isi 50 kg dan phospat Rp 380.000/zak isi 50 kg.
Jika perawatan pemumpukan dilakukan secara rutin, kebutuhan pupuk tersebut dilakukan setahun dua kali sementar sekali pemupupukan, masing-masing membutuhkan dua zak pupur urea, NPK dan pupuk phospat .
“Sekali pemupukan dilakukan untuk kebun sawit seluas satu hektare,” ujar Rianto Waris

Jika kita hitung biayanya, lanjut patani sawit ini, sekali pemupukan membutuhkan anggaran Rp 7.440.004 sedangkan setahun dilakukan dua kali pemupukan sehingga biaya pengeluaran yang dibutuhkan sebesar Rp 14.880.008
Baca : PepsiCo, FrieslandCampina Setop Beli Minyak Sawit dari Indonesia
untuk biaya produksi lainnya diluar biaya pupuk seperti ongkos transportasi, perawatan lahan dan ongkos panen diakumalasikan totalnya Rp 800.000 perkilogram
Sementara, hasil kebun sawit yang rutin dilakukan pemupukan untuk peningkatan produksi menghasilkan 2 ton TBS sawit perbulan.
“Kenapa hasilnya dua ton karena berkaitan kualitas bibit saat penanaman pertama namun jika kualiats bibit baik, hasilnya dapat mencapai 3 ton perhektare perbulan,” ujar Anto Waris dan menabahkan, rata-rata petani kita menghasilkan 2 ton TBS sawit perhektare perbulan
jika dihitung selama enam bulan maka produksi buat sawit sebanyak 12 ton atau 1200.000 kilogram per hektare dikalikan harga ditingkat petani Rp 2000/kilogram maka harga penjualan selam enam bulan sebesar Rp 24 juta
Baca : 10 Pabrik Kelapa Sawit Di Aceh Tamiang Belum Pasang Alat Sparing Apabila dikaitkan dengan pendapatan petani maka harga penjualan petani untuk enam bulan senilai Rp 24 juta dikurangi biaya produksi 800 perkilogram x jumlah prokdusi TBS 12.000.000 koligram totalnya Rp 9,6 juta.
Biaya produksi tersebut ditambah biaya pupuk sebesar Rp 7.440.004 maka jumlahnya Rp 17.040.000 dikurangi setelah dikurangi nilai penjulan maka pendapatn petani 6.960.000 selam enam builan
maka pendapatn petani perbulan Rp 6.960.000 dibagi enam bulan hanya Rp 1.160.000 perbulan/ hektare.
Lanjut Rianto Waris, dengan jumlah pendapatan perbulan Rp 1.160.000 per hektare belum sesuai dengan kebutuhan hidup perbulan petani, belum lagi ditambah biaya pendidikan anak .
Baca : Truk Pengangkut Minyak Sawit Mentah (CPO) Terbalik di Jalan Lintas Aceh Barat
Untuk itu pihaknya berharap pemerintah dapat menyediakan dan mengendalikan harga pupuk untuk kebutuhan petani sawit.
“Karena tujuan kita bertani, hidup sejahtera dan memenuhi standar kehidupan yang layak,” ujarnya (*)