https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

Kebanyakan Main Gim
Ilustrasi ponsel (Foto: Unspslah)

Kebanyakan Main Gim

ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Video seorang remaja di Aceh dengan kondisi tangan dan kaki terus ‘goyang-goyang’ dan disebut akibat kecanduan gim viral di media sosial. Pihak rumah sakit belum memastikan penyebab gangguan pada pasien tersebut.

Dilansir detikcom, Selasa (16/3/2021), remaja itu duduk di atas kursi panjang bersama seorang pria dan wanita. Tangan dan kaki remaja tersebut tampak terus bergerak secara tidak beraturan.

Pria dalam video menyebut, remaja itu disebut kelahiran tahun 2007 dan mengalami gangguan saraf karena terlalu banyak bermain gim di ponsel.

Dalam video terdengar percakapan dua orang perempuan. Salah seorang perempuan terdengar mengatakan, anggota tubuh remaja itu terus bergerak meski dia sedang tertidur.

"Dia tidur, tapi kaki goyang-goyang, semua goyang-goyang," kata perempuan tersebut.

"Lihat abang main game," timpal perempuan lain.

Kebanyakan Main Gim
Ilustrasi ponsel (Foto: Unspslah)

Perempuan pertama mengaku dirinya sudah membanting satu gawai supaya anaknya tak lagi bermain gim. Pria yang duduk di samping remaja tersebut ikut menimpali obrolan kedua perempuan.

"Sekarang nggak dipegang lagi (HP), ibu sayang sama anak," kata pria tersebut.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Zubir Mahmud, Aceh Timur, dr. Edi Gunawan mengatakan remaja tersebut dibawa berobat ke Poli Saraf di rumah sakit tersebut pada Senin (15/3) kemarin. Pihak rumah sakit merujuk pasien itu ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh.

"Surat rujukannya dikeluarkan kemarin juga," kata Edi saat dikonfirmasi.

Dia menyebut, pasien dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit milik Pemerintah Aceh. Dokter di sana belum memastikan penyebab gangguan pada remaja tersebut.

"Anjuran dokter sarafnya dirujuk ke RSUDZA untuk pemeriksaan lebih lanjut, terkait kemungkinan adanya gangguan di saraf kepalanya yang menyebabkan gejala klinis tersebut," jelas Edi.

"Belum ada yang memastikan penyebab gangguan dan gejala klinis pada anak tersebut," lanjutnya. (*)