https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

penampungan warga ukraina
Eksodus Terbesar Abad Ini: 1,5 Juta Warga Ukraina Mengungsi Akibat Perang.: 1,5 Juta Warga Ukraina Mengungsi Akibat Perang. | Foto: AP/Emilio Morenatti

ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Eksodus Terbesar Abad Ini: 1,5 Juta Warga Ukraina Mengungsi Akibat Perang.

Invasi Rusia ke Ukraina telah memicu eksodus pengungsi, jutaan warga kini terpaksa hidup dengan mencari perlindungan di tempat-tempat aman.

Situasi di Ukraina tetap mengerikan dan jumlah pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina pasca serangan Rusia berpotensi meningkat menjadi 1,5 juta pada akhir pekan ini.

Data Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) saat ini mencatat pengungsi dari Ukraina sudah mencapai 1,3 juta saat ini.

“Ini adalah krisis pengungsi tercepat yang pernah kami lihat di Eropa sejak akhir Perang Dunia Kedua,” kata kepala UNHCR Filippo Grandi kepada Reuters, Sabtu (5/3/2022).

Grandi juga mengatakan sebagian besar pengungsi saat ini terhubung dengan teman, keluarga, dan koneksi lain yang sudah tinggal di Eropa, tetapi memperingatkan gelombang masa depan akan lebih kompleks.

Data UNHCR sebelumnya memaparkan lebih dari 2% dari populasi negara yang berpenduduk 44 juta jiwa itu berpindah-pindah ke negara tetangga dalam waktu kurang dari seminggu. Angka ini sendiri diprediksi akan terus meningkat.

Arus perpindahan pengungsi ini disebut UNHCR jauh lebih cepat dibandingkan pengungsi dari Suriah. Badan PBB itu menyebut di Suriah angka pengungsi menembus 1 juta dalam waktu 3 bulan.

Sementara itu, pertempuran masih terus terjadi di kota-kota besar Ukraina. Pasukan Rusia dilaporkan terus menggempur beberapa kota besar tersebut sebagai batu pijakan untuk lebih cepat mengepung ibukota Kyiv.

Terbaru, pasukan Rusia disebutkan telah berhasil menguasai Kherson. Kota besar berpenduduk 300 ribu itu dianggap vital untuk menjangkau wilayah Laut Hitam.

Wali Kota Kherson, Ihor Kolykhaiev, menyebut pasukan Moskow berencana untuk mendirikan pemerintahan baru di kota itu layaknya yang pernah dilakukan di Donetsk, Luhansk, dan Krimea. (*)