https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

epala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis, ST, DEA, membuka acara Pitching Deck UKM Potensial Aceh yang berlangsung di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Jumat, 26 November 2021. (Foto ACEHSATU.com)

ACEHSATU.COM | BANDA ACEH – Pemerintah Aceh melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh terus melakukan berbagai upaya dan strategi dalam rangka membina UKM Aceh untuk lebih mandiri dan naik kelas “scale up” sebagai pelaku bisnis, sekaligus mampu bersaing secara global melalui Program Partners-up atau Pendampingan UKM.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Marthunis, ST, DEA, pada pembukaan acara Pitching Deck UKM Potensial Aceh yang berlangsung di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Jumat, 26 November 2021.

“Alhamdulilah. Tahun 2021 ada 8 UKM terpilih Aceh yang berhasil dibina melalui Program Partners-up dan hari ini memasuki Program Pitching Deck, yaitu mempertemukan pelaku UKM tersebut dengan pelaku usaha menengah lainnya dalam rangka membangun kerjasama usaha kemitraan,” ujar Marthunis.

Ia menambahkan, kedelapan UKM tersebut adalah, yaitu CV Megah Tani (tepung tapioca), UD Bitata Food (produk makanan), Lady’s Fashion (pakaian), Koperasi Inovac (minyak nilam), Laisya Gayo (kosmetik), Cadeeva Avocado Oil (kosmetik), Yuai Yogurt (minuman) dan Donya Kupie (kupi).

Selain delapan UKM program Partners Up, DPMPTSP Aceh juga mengundang sebanyak 47 UKM lainnya dari kabupaten/kota yang memiliki kelayakan untuk mengikuti Pitching Deck.

“Melalui kegiatan Pitching Deck ini, diharapkan para UKM terpilih dapat mempresentasikan berbagai potensi bisnis UKM yang mereka kelola selama ini untuk mendapatkan dukungan pendanaan dan investasi lainnya setelah menjalani berbagai kegiatan pendampingan oleh Konsultan Pendamping Partners-up,” tambahnya.

Kegiatan ini juga sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) DPMPTSP, salah satunya adalah memitrakan UKM secara bisnis dalam kaitannya dengan dukungan permodalan usaha atau investasi bisnis dengan perusahaan besar atau investor lainnya.

Dalam upaya memperoleh pendukungan permodalan dan dukungan teknis lainnya kepada UKM Aceh melalui kegiatan Pitching Deck ini.

Dalam acara tersebut, DPMPTSP Aceh mengundang beberapa Narasumber utama, seperti BRI Venture dan Bursa Efek Indonesia (BEI) Wilayah Aceh untuk memberikan akses investasi dan pendanaan bagi UKM terpilih Aceh, termasuk juga Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia untuk memberikan pencerahan bagi UKM untuk memperoleh akses pasar luar.

Pemerintah Aceh berharap memandang pertemuan usaha melalui Pitching Deck ini dianggap penting dan strategis dalam rangka menciptakan dampak positif dalam mendukung pengembangan dan kemandirian pelaku UKM di Aceh untuk terus naik kelas kedepannya.

Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Sementara itu Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal (P2IPM) Rahmadhani menilai, keberadaan UKM tidak hanya menjadi tulang punggung daerah, tapi juga solusi untuk mendorong pertumbuhan perekonomian dan penciptaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat dalam rangka mengurangi permasalahan kemiskinan di daerah.

Pemerintah bekerjasama dengan berbagai pihak terus mendukung dan berperan dalam memberdayakan koperasi dan UKM melalui berbagai kegiatan pendampingan UKM untuk tumbuh, maju, berkembang dan mandiri.

“Kemitraan dan investasi merupakan dua hal yang penting dalam usaha kecil dan menengah (UKM), yang merupakan kegiatan ekonomi yang terbesar, baik dalam kuantitas, maupun kapasitas dalam menyerap peluang tenaga kerja, walaupun sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) belum tinggi. Namun, sektor ini tetap menjadi tumpuan masyarakat dan pemerintah,” jelas Rahmadhani.

UKM Aceh, katanya lagi, dengan segala potensi yang ada di daerah belum mampu berkembang dan bersaing secara optimal. Ada beberapa faktor utama yang menghambat kemajuan UKM daerah, seperti kelemahan dalam mengakses pasar, tehnologi, akses modal, manajemen keuangan dan manajemen SDM.

Salah satu tim Konsultan Pendamping yang selama ini mendampingi UKM program Partners Up, Hamdani, juga menilai jika program ini sudah tepat dilakukan oleh DPMPTSP Aceh, dan layak untuk diteruskan pada tahun-tahun berikutnya dengan menambah jumlah pelaku UKM untuk memperoleh pendampingan dan naik kelas. (*)