Donald Trump Berfoto di Gereja Sambil Pegang Alkitab, Budde: Disalahgunakan untuk Isyarat Politik, Pembenaran Posisi dan Otoritasnya

Terlebih sesi foto tersebut dilakukan setelah aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran damai kasus George Floyd dari daerah sekitar.

ACEHSATU.COM – Para pemuka agama Kristen di Amerika Serikat mengungkapkan kemarahan mereka terhadap Presiden AS Donald Trump yang berfoto di depan sebuah gereja di Washington dengan memegang sebuah Alkitab. Terlebih sesi foto tersebut dilakukan setelah aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran damai kasus George Floyd dari daerah sekitar.

“Itu traumatis dan sangat ofensif, dalam arti bahwa sesuatu yang sakral disalahgunakan untuk isyarat politik,” cetus Uskup Episkopal Washington Mariann Budde di stasiun radio publik NPR, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (3/6/2020).

Budde mengatakan bahwa Trump yang para pendukungnya termasuk banyak orang Kristen evangelis itu, menggunakan “kekuatan simbolis kitab suci kita, memegangnya di tangannya seolah-olah itu adalah pembenaran posisi dan otoritasnya.”

Gereja Episkopal St John terletak di seberang Lafayette Park, yang menghadap Gedung Putih dan telah menjadi pusat aksi protes di Washington sejak beberapa hari ini.

Gereja bersejarah itu dirusak dengan coretan dan rusak dalam kebakaran selama aksi demonstrasi pada Minggu (31/5) malam waktu setempat.

Pada hari Senin (1/6), para pengunjuk rasa berdemonstrasi di sana dengan damai ketika aparat penegak hukum termasuk polisi militer menggunakan gas air mata untuk membubarkan mereka — membuka jalan bagi Trump untuk berjalan kaki dari Gedung Putih ke gereja tersebut untuk foto-foto.

Aksi protes damai itu disiarkan televisi, dan publik bereaksi geram ketika melihat aparat melepaskan gas air mata ke para demonstran damai.

“Protes pada saat itu sepenuhnya damai,” kata Budde. “Sama sekali tidak ada pembenaran untuk ini,” imbuhnya.

Ratusan ribu orang telah menunjukkan kemarahan mereka lewat aksi-aksi demo sejak kematian George Floyd pada 25 Mei, seorang pria Afrika-Amerika berusia 46 tahun yang dibunuh oleh polisi di Minneapolis.

Aksi-aksi demo itu sebagian besar berlangsung damai, namun beberapa telah berubah menjadi kerusuhan massal yang diwarnai.

Para pemimpin Episkopal lainnya mengecam kunjungan Trump ke gereja Episkopal St John sebagai hal “memalukan dan menjijikkan secara moral.”

“Hanya dengan memegang tinggi-tinggi sebuah Alkitab yang belum dibuka, dia mengklaim mendapat dukungan Kristen dan menyiratkan bahwa itu termasuk Gereja Episkopal,” kata para uskup dari New England dalam sebuah pernyataan. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.