https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

harga sawit
Ilustrasi : Buah Sawit. acehsatu.com/pixabay

ACEHSATU.COM – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) masih bergerak di jalur yang positif. Harga CPO di Bursa Malaysia Exchangea menguat di sesi awal perdagangan Jumat (10/3/2023).


Kenaikan ditopang oleh kekhawatiran pasar mengenai terbatasnya pasokan di tengah proyeksi kenaikan permintaan menjelang Ramadan.


Pada Jumat pukul 08: 30 WIB, harga CPO pada sesi awal perdagangan merangkak naik 0,52% ke MYR 4.227/ton.Harga tersebut melanjutkan tren kenaikan pada hari sebelumnya.

Pada penutupan perdagangan Kamis (9/3/2023), harga CPO juga menguat 0,6% ke MYR 4.205 per ton. Artinya, harga CPO sudah melonjak 1,12% hanya dalam kurun waktu dua hari.


Berdasarkan survey yang dilakukan Reuters, persediaan minyak sawit Malaysia pada akhir Januari diproyeksikan merosot ke level terendah dalam lima bulan terakhir.
Pasokan menipis karena kenaikan ekspor dan produksi yang anjlok.


Poling Reuters menujukan stok CPO Malaysia dapat turun 0,66% menjadi 2,18 juta ton pada Januari tahun ini dibandingkan bulan sebelumnya.


Analis juga mengungkapkan permintaan minyak sawit diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang menjelang bulan suci Ramadan pada 23 Maret, yang diakhiri Hari Raya Idul Fitri pada 21/22 April.


“Kami memperkirakan harga akan tetap di atas MYR 3.600 per ton dan dapat diperdagangkan lebih tinggi menuju MYR 4.500 per ton dalam beberapa pekan mendatang” ungkap Nagaraj Meda, direktur pelaksana di Transgraph Consulting, dikutip dari Reuters.


Seraya menambahkan bahwa program biodiesel B35 Indonesia dan produksi minyak nabati Amerika Selatan masih menjadi kunci harga ke depan.


Dia menjelaskan peningkatan permintaan minyak goreng menjelang bulan suci Ramadan dan menurunnya persediaan CPO saat ini, cukup kuat mendorong harga CPO masuk ke zona penguatan.


Malaysia dan Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Permintaan akan CPO meningkat menjelang Ramadan mengingat besarnya penggunaan untuk CPO, margarine, atau bahan industri lainnya.

Permintaan Minyak Sawit Malaysia diperkirakan akan meningkat menjadi 19,85 juta ton di 2023 dari sebelumnya hanya sekitar 19,01 juta ton pada tahun 2022, karena ekspor akan tumbuh menjadi 16,44 juta ton dari sebelumnya 15,73 juta ton.


Diungkapkan Presiden Asosiasi Produsen Minyak Nabati India, Sudhakar Desai, permintaan yang tersisa diharapkan datang dari dalam negeri 2,98 juta ton dan penggunaan untuk produksi biodiesel 440.000 ton.

Permintaan ekspor yang lebih kuat sebagian besar dari India, dan pergeseran permintaan minyak sawit dari Indonesia ke Malaysia karena pembatasan ekspor negara tersebut akan membantu meningkatkan permintaan serta menguras stok minyak sawit dari Malaysia.

Stok akhir tahun 2023 Malaysia kemungkinan berada di 4,33 juta ton, lebih tinggi dari 4,22 juta ton tahun 2022 lalu, sementara produksi keseluruhan diharapkan tumbuh moderat sebesar 2,6% menjadi 18,95 juta ton tahun ini. ”Itu bukan pertumbuhan yang besar. Produksi stagnan untuk Malaysia,” katanya.