Detik-detik Editor Metro TV Beli Pisau di Ace Hardware

Detik-detik Editor Metro TV Beli Pisau di Ace Hardware ACEHSATU.COM | JAKARTA – Polisi menyimpulkan editor Metro TV Yodi Prabowo tewas bunuh diri. Dari sejumlah fakta hingga petunjuk yang ada menguatkan dugaan Yodi Prabowo bunuh diri, salah satunya rekaman CCTV yang menunjukkan momen ketika dirinya membeli pisau di Ace Hardware. Dari video eksklusif yang diperoleh … Read more

Detik-detik Editor Metro TV Beli Pisau di Ace Hardware

ACEHSATU.COM | JAKARTA – Polisi menyimpulkan editor Metro TV Yodi Prabowo tewas bunuh diri. Dari sejumlah fakta hingga petunjuk yang ada menguatkan dugaan Yodi Prabowo bunuh diri, salah satunya rekaman CCTV yang menunjukkan momen ketika dirinya membeli pisau di Ace Hardware.

Dari video eksklusif yang diperoleh detikcom, Yodi Prabowo tampak mendatangi Ace Hardware Rempoa di Rempoa, Tangerang Selatan, pada Selasa (7/7) sekitar 14.11 WIB.

Yodi Prabowo mendatangi Ace Hardware tersebut sebelum dirinya berangkat kerja di Kedoya, Jakarta Barat.

Dari rekaman CCTV itu terlihat, Yodi Prabowo mendatangi Ace Hardware dengan menumpang motornya Honda Beat warna putih.

Yodi Prabowo tampak mengenakan jaket warna hijau dan wajah ditutup masker hitam. Pada dadanya terselempang sebuah tas warna hitam.

“Kemudian dicek CCTV dan didapatkan fakta yang membeli pisau tersebut adalah korban sendiri. Pada saat membeli pisau tersebut, orang tersebut tertangkap di CCTV dan pakaian yang digunakan semuanya ada sama dengan yang sama pada saat jenazah ditemukan. Jadi pisau yang digunakan sebagai alat dibeli sendiri,” kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).

Setelah memarkirkan motornya, Yodi Prabowo kemudian memasuki lobi Ace Hardware. Sebelum masuk, ia diperiksa suhu tubuh terlebih dahulu oleh petugas Ace Hardware.

Begitu memasuki Ace Hardware, Yodi Prabowo tampak mencari-cari barang. Dia kemudian menuju ke rak display pisau.

Pada jam 14 menit 27 hingga menit 28, Yodi Prabowo tampak melihat-lihat pisau di rak pajangan. Setelah itu, dia berkeliling ke tempat lain dan kembali ke tempat semula.

Yodi Prabowo tampak memilih-milih pisau selama 2 menit. Pada jam 14 menit 29, Yodi Prabowo tampak membawa pisau di tangan kirinya.

Dia kemudian berjalan menuju ke kasir dan melakukan pembayaran pisau tersebut. Di meja kasir, Yodi Prabowo tampak mengeluarkan dompet dan membayar pisau tersebut dengan uang tunai.

“Apa buktinya (Yodi Prabowo beli pisau, red)? Buktinya CCTV, bon dan semuanya struk, sampai (CCTV) ke tempat parkir ada. Perlu kami jelaskan waktu dia masuk dan keluar hanya 8 menit,” kata Tubagus.

Setelah itu Yodi Prabowo pergi meninggalkan meja kasir dan menuju ke luar ke tempat parkir. Di parkiran, Yodi kemudian membuka bagasi motor dan memasukkan pisau itu ke dalam bagasi.

Pada jam 14 menit 23 Yodi Prabowo tampak bersiap naik motor. Dia lalu memberikan uang kepada tukang parkir. Tepat pada pukul 14.24 WIB, Yodi Prabowo meninggalkan Ace Hardware.

Pisau ini menjadi barang bukti dalam kematian Yodi Prabowo. Pisau adalah alat yang digunakan untuk melukai Yodi Prabowo hingga tewas yang kemudian disimpulkan sebagai bunuh diri.

Pada saat jenazah Yodi Prabowo ditemukan di pinggir Tol JORR Ulujami, Pesanggrahan, Jaksel pada Jumat (11/7) siang, pisau ditemukan tertindih oleh badannya. Hasil pemeriksaan labfor, pada pisau tersebut hanya terdapat sidik jari dan DNA Yodi Prabowo.

Asal usul pisau ini terungkap oleh Tim Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang dipimpin oleh AKBP Handik Zusen, Kompol Resa Fiardi Marasabessy, AKP Herman Edco Simbolon, AKP Rulian Syauri, AKP Mugia Yari Juanda dan AKP Noor Maghantara.

AKP Rulian mengungkap, timnya saat itu dibagi menjadu beberapa kelompok, salah satunya menyelidiki asal usul pisau. Awalnya, tim memetakan rute perjalanan pulang-pergi Yodi Prabowo dari rumah di Tangsel ke kantornya di Kedoya, Jakarta Barat dan sebaliknya.

“Kami awalnya memetakan rute perjalanan dia ke kantor dan pulang itu lewat mana sih, kemudian kami telusuri di sepanjang jalan itu kira-kira ada gak yah yang jual pisau itu. Kan kita mencari kira-kira dari mana pisau ini, apakah dari dapur atau dari mana nih?,” kata Rulian.

Saat menyusuri rute tersebut, polisi melihat ada Ace Hardware di Rempoa. Polisi kemudian mendatangi Ace Hardware tersebut, dengan harapan mendapatkan petunjuk barangkali ada petunjuk soal pisau itu di toko tersebut.

“Ya ini mungkin faktor hoki juga, kebetulan kita ngecek ke Ace Hardware, kemudian kita tanya ke karyawan sana ‘ada nggak dalam seminggu terakhir ini jual pisau?’. Nah mereka kan nggak ingat satu-satu pembeli, kemudian kami meminta mereka untuk mengecek CCTV. Kita cek CCTV pada Hari Selasa 7 Juli 2020, karena kan saat itu perkiraan kematiannya kan Hari Rabu (8/7) dini hari, jadi kita mundur ke Hari Selasa 7 Juli,” tutur Rulian.

Sampa akhirnya, polisi mendapatkan penampakan di CCTV, sosok seorang pria membeli pisau dengan pakaian yang sama yang ada pada jenazah Yodi Prabowo. Dari situ polisi kemudian mencari tahu ke karyawan mengenai transaksi pisau oleh pria tersebut.

“Dari sana kita memperoleh keterangan karyawan dan juga CCTV ada pembelian pisau tanggal sekian jam sekian, dan ini ternyata cocok dengan struk pembelian pisau yang ada pada Yodi Prabowo,” katanya.

Ortu Tak Percaya Yodi Prabowo Bunuh Diri

Ayah Yodi Prabowo, Suwandi, buka suara terkait kesimpulan yang disampaikan pihak kepolisian bahwa anaknya diduga tewas lantaran bunuh diri. Suwandi mengaku tidak percaya anaknya bunuh diri.

“Barusan saya ikuti press release Kabid Humas dan jajarannya dan simpulkan diduga bunuh diri. Tapi saya terus terang sebagai orang tua kecewa dengan kesimpulan itu karena nggak mungkin anak saya bunuh diri,” kata Suwandi saat ditemui di kediamannya, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabtu (25/7/2020).

Suwandi tidak percaya anaknya mengalami depresi seperti yang disampaikan. Sebab, menurutnya, sehari-hari anaknya masih bekerja, bahkan mengantar ibunya mencari tukang urut untuk adiknya.

“Tadi dikatakan bahwa anak saya depresi, dari hasil labfor, dari hasil RSCM, kemudian anak saya, seperti yang Mbak ketahui itu, tapi di hari-harinya itu dia tidak menampakkan depresi, bahkan dia berangkat bekerja, masih mau mengantar ibunya untuk cari tukang urut yang bagus, karena adiknya itu tidak bisa berjalan,” ucapnya.

Suwandi berpendapat tidak mungkin anaknya mengalami depresi. Dia meyakini anaknya hidup dengan penuh harapan.

“Kalau orang depresi, ini menurut saya awam ya, kalau dia depresi, paling nggak dia tidak bisa kerja, tidak punya harapan. Dia punya harapan. Hari-hari ini punya harapan, ada satu sebelum kejadian ini mungkin kurang-lebih satu bulan dia mencari uang tambahan karena berkeinginan untuk menikah,” ujarnya. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.