Cerita Mahasiswa Aceh Kuliah Online: Naik ke Menara Masjid Hingga Mendaki Gunung Cari Sinyal Internet

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh menerapkan kuliah daring selama pandemi Corona (COVID-19). Bagi mahasiswa pedalaman, ada tantangan yang harus dilalui untuk mendapatkan sinyal internet.

ACEHSATU.COM – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh menerapkan kuliah daring selama pandemi Corona (COVID-19). Bagi mahasiswa pedalaman, ada tantangan yang harus dilalui untuk mendapatkan sinyal internet.

“Ada sebagian mahasiswa kita harus mendaki ke gunung atau naik ke menara masjid untuk mendapatkan sinyal (internet),” kata Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Jumat (15/5/2020).

Samsul menyampaikan pernyataan tersebut saat menjadi pemateri dalam seminar nasional secara daring yang digelar Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Kamis (14/5). Seminar itu membahas tentang Quo Vadis: Pendidikan Tinggi di Masa Pandemi COVID-19.

Seminar tersebut menghadirkan pemateri Prof. Nizam (Plt. Dirjen Dikti), Dede Yusuf (Wakil Ketua Komisi X DPR), dan Prof. Samsul Rizal (Rektor Unsyiah). Menurut Samsul, selama pandemi COVID-19 merebak, para mahasiswa belajar jarak jauh secara daring termasuk persidangan.

Untuk melancarkan proses perkuliahan, Samsul berharap pemerintah dapat memperbaiki jaringan internet terutama di kawasan barat selatan Aceh dan daratan tinggi Gayo. Samsul mengaku selama ini banyak menerima keluhan mahasiswa terkait masalah jaringan internet.

“Kondisi ini mohon menjadi perhatian pemerintah pusat agar proses perkuliahan dapat berjalan lancar,” jelas Samsul.

Samsul menjelaskan, dalam waktu dekat Unsyiah akan menggelar KKN Tematik yang melibatkan lebih 3.000 mahasiswa. Mereka nantinya melakukan KKN di kampung masing-masing dengan mengedukasi masyarakat agar terhindar dari virus COVID-19.

Sementara itu, Prof. Nizam mengatakan pandemi COVID-19 telah banyak mengubah kebiasaan manusia, termasuk juga di dunia pendidikan. Sebagian perubahan ini menjadi lonjatan positif, seperti perkuliahan daring yang kini diterapkan banyak universitas di Indonesia.

Sistem perkuliahan ini, katanya, sebenarnya telah dicanangkan sejak tahun 1984. Bahkan, di awal tahun 2000-an pemerintah telah bekerja sama dengan dengan operator internet dan content provider untuk mewujudkan perkuliahan daring.

“Kondisi pandemi saat ini, membuat 98 persen perguruan tinggi di seluruh Indonesia melakukan pembelajaran daring. Upaya kita 20 tahun lalu, bisa tuntas hanya dalam satu Minggu,” ujarnya.

Menurutnya, Corona juga telah mengajarkan para pelaku pendidikan untuk menerapkan teknologi dengan tepat. “Ini menjadi sebuah terobosan yang harus dipertahankan, walaupun masih ada beberapa hambatan yang harus diperbaiki,” ungkap Nizam. (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.