Cerita Anak Hakim Jamaluddin: Pembunuh Ayah Sering Datang ke Rumah, Hampir Setiap Malam Jum’at

Rajif Fandi Jamal, anak kedua Hakim Pengadilan Negeri (PN), Jamaluddin, mendatangi lokasi rekonstruksi tempat penemuan jasad ayahnya di Dusun II, Desa Suka Damai, Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang, Kamis (16/1/2020).

ACEHSATU.COM – Rajif Fandi Jamal, anak kedua Hakim Pengadilan Negeri (PN), Jamaluddin, mendatangi lokasi rekonstruksi tempat penemuan jasad ayahnya di Dusun II, Desa Suka Damai, Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang, Kamis (16/1/2020).

Tersangka kasus pembunuhan Hakim Pengadilan Negeri Medan, Jefri Pratama dan Reza Fahlevi memperagakan adegan pembunuhan Jamaluddin saat rekonstruksi atau reka ulang di Perumahan Grand Monaco, kamis (16/1/2020). Kasus dugaan pembunuhan berencana seorang hakim Pengadilan Negeri Medan Jamaluddin, dilakukan oleh istri korban yang menjadi otak pembunuhan dengan motif karena permasalahan rumah tangga. – Daniel Siregar/Tribun Medan

Dikutip dari Tribunnews.com, Mengenai sosok dua pembunuh ayahnya, Rajif mengatakan tak mengenal Jefri Pratama dan Reza Fahlevi.

Namun, Rajif menyebut keduanya bukan orang asing.

Ia mengatakan, pelaku kerap datang ke rumah mereka untuk bertemu dengan ayahnya.

Rajif mengatakan, eksekutor tersebut hampir setiap malam Jumat datang ke rumah Jamaluddin.

Sehingga, ia pun tak percaya jika ayahnya dibunuh oleh orang yang dikenal.

“Saya tidak terlalu nyambung, bahkan tidak percaya. Namun dia (pelaku) sering bermain dengan ayah untuk bermain dam batu.”

“Kedua tersangka hampir setiap malam Jumat datang ke rumah untuk bermain dam (domino) batu. Setiap malam Jumat pasti ada, tapi mereka rame,” kata Rajif, dikutip dari TribunMedan.com, Kamis (16/1/2020).

Kapolda Sumatera Utara, Irjen Martuani Sormin mengatakan, rekonstruksi kasus pembunuhan Jamaluddin sudah selesai.

Ia menyampaikan, dalam kasus pembunuhan Jamaluddin itu, tidak ada tersangka baru.

Sehingga, Martuani menegaskan, pelaku dalam kasus tersebut hanya tiga orang.

“Ada 77 reka adegan seluruhnya. Untuk kasus ini, tidak ada penambahan tersangka. Total tersangka ada tiga. Untuk tersangka lain. Tidak ada. Karena cuma tiga saja pelakunya,” jelasnya.

Rencana Zuraida Hanum Gagal

Mengutip TribunMedan.com, rencana awal dari Zuraida Hanum, dia ingin membuat tewasnya Jamaluddin akibat serangan jantung.

Namun rencana ini gagal, karena para eksekutor tak melakukan tugasnya sesuai dengan yang direncanakan Zuraida.

“Sesuai dengan rencana awal bahwa ZH menginginkan korban meninggal karena serangan jantung. Ini rencana skenario pelaku dengan membuat korban meninggal karena dugaan serangan jantung,” ujar Martuani Sormin.

Saat pembunuhan terjadi, para eksekutor membunuh korban dengan cara membekapnya terlalu kuat, sehingga di wajah korban terlihat adanya bekas lebam-lebam.

Sehingga, kejadian yang tak sesuai dengan rencana awal itu, menurut Martuani, membuat ketiga tersangka sempat berdebat.

“Jadi di sini juga ada perdebatan karena tidak sesuai dengan rencana awal.”

“Di mana dalam skenario, korban meninggal karena serangan jantung dan itu terjadi pada jam 01.00 WIB tanggal 29 November 2019.”

“Namun, pelaku terkejut karena ada lebam-lebam merah pada wajah korban ini.”

“Mereka tidak menduga karena semakin kuatnya saat membekap korban,” Martuani Sormin.

Selanjutnya, Zuraida Hanum menyuruh Jefri dan Reza untuk membawa dan membuang korban ke area perkebunan.

Sebab, menurut Zuraida bekas lebam di wajah Jamaluddin itu tidak seperti serangan jantung.

Akhirnya, jasad Jamaluddin dibuang agar perbuatan mereka tidak diketahui.

“Karena ada meninggalkan jejak, ZH ini tidak memberi izin kepada pelaku karena pasti polisi mengungkap kasus ini bukan terkena serangan jantung. Terjadi perdebatan hingga akhirnya disepakati untuk membuang jenazah korban,” kata dia.

“Pokoknya istri korban berkeras bawa dan buang dari rumah dan membuangnya ke arah perkebunan yang ada di kawasan Kutalimbaru,” lanjutnya.

Sebelumnya, Zuraida Hanum, istri korban diketahui sebagai otak pelaku pembunuhan Jamaluddin.

Jamaluddin ditemukan meninggal dunia di jurang area kebun sawit milik masyarakat di Dusun II Namo Bintang Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Jumat (29/11/2020) siang.

Jasad Jamaluddin telah diautopsi di RS Bhayangakara, Medan pada Jumat (29/11/2019) malam.

Jenazahnya kemudian dibawa untuk dimakamkan di Nagan Raya, Aceh, Sabtu (30/11/2019). (*)

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.