Cek Fakta, Beredar Info, Diduga Cina Bakar Hidup-hidup Pasien Corona

ACEHSATU.COM | INTERNATIONAL – Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan seorang wanita Wuhan, China, mengklaim dia menyaksikan pasien virus Corona baru Covid-19, yang sakit parah dikremasi hidup-hidup. Namun, hasil cek fakta tentang video itu adalah hoaks atau informasi palsu. Wanita dalam video itu terlihat duduk di belakang mobil yang terlihat kembali dari rumah … Read more

ACEHSATU.COM | INTERNATIONAL – Sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan seorang wanita Wuhan, China, mengklaim dia menyaksikan pasien virus Corona baru Covid-19, yang sakit parah dikremasi hidup-hidup. Namun, hasil cek fakta tentang video itu adalah hoaks atau informasi palsu.

Wanita dalam video itu terlihat duduk di belakang mobil yang terlihat kembali dari rumah sakit.

Dia menggambarkan bagaimana dia menyaksikan pasien di kamar sebelah disegel dalam kantong mayat.

“Dia tidak meninggal,” katanya dalam bahasa China, yang diterjemahkan oleh NTD TV yang berbasis di New York. Stasiun televisi Amerika itu menekankan bahwa video yang disiarkan tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

“Dia masih bergerak. Tangan dan kakinya masih bergerak ketika mereka menutupi kepalanya.

Mereka kemudian mengikat tangan dan kakinya dan membungkusnya dengan kantong plastik hitam dan mengikatnya,” lanjut wanita yang membuat klaim tersebut tanpa menyebutkan identitasnya.

Awal bulan ini, China melarang penguburan dan pemakaman, dan memerintahkan agar semua korban meninggal dikremasi untuk mencegah penyebaran virus.

Langkah ini memicu tuduhan pihak berwenang berusaha untuk menutupi jumlah sebenarnya dari kematian dengan membakar bukti. Klaim bahwa China telah secara rahasia mengkremasi jasad para korban telah beredar online selama berminggu-minggu.

Namun video terbaru—yang oleh organisasi pemeriksa fakta; PolitiFact, dinilai sebagai—informasi palsu. Organisasi itu menambahkan video baru itu telah ditonton ratusan ribu orang di berbagai platform.

Facebook telah menandai video tersebut sebagai “false” atau “palsu”. Menurut NTD TV, wanita dalam video itu berbicara dalam “dialek Wuhan”.

Wanita itu mengatakan bahwa pria berusia 70-an tahun dibungkus dalam empat kantong mayat dan ditempatkan dalam alat berbentuk kotak sebelum dibawa pergi.

“Jadi, apa pada dasarnya mereka mengirim orang pergi untuk dikremasi ketika mereka masih hidup?” tanya sopir mobil yang ditumpangi si wanita dalam video tersebut. Wanita itu menjawab; “Apa yang bisa dilakukan? Mereka takut virus di dalam tubuhnya akan menyebar.”

Dia menambahkan dia melihat hal itu terjadi pada beberapa pasien. Dia mengatakan, setelah para korban dibawa pergi, dokter memberi tahu kerabat mereka bahwa orang yang mereka cintai telah meninggal.

Sopir itu berkata lagi; “Ini sangat kejam, tetapi masalahnya, pria itu masih hidup, ia perlu diselamatkan.”

Wanita itu merespons; “Bagaimana dia bisa diselamatkan? Menggunakan apa? Tidak ada obat yang tersedia, hanya oksigen.

Saya melihat sendiri kasus-kasus ini di rumah sakit. Rasa takut menghantam hati saya. Saya ingin menangis, itu menakutkan.”

Menurut PolitiFact, video itu pertama kali diunggah ke YouTube pada 24 Februari oleh miliarder China dan aktivis politik; Guo Wengui.

Video itu dilihat hampir 300.000 kali setelah dibagikan di Twitter oleh Jennifer Zeng, seorang aktivis HAM Falun Gong yang akunnya memiliki lebih dari 80.000 follower. Zeng mem-posting sejumlah besar video klip yang diklaim diambil dari China, namun sulit diverifikasi secara independen.

Versi lain dari video itu diunggah ke Facebook oleh sebuah halaman Facebook bernama “China Declassified“. “Kami tidak dapat menemukan bukti lain bahwa pejabat China mengkremasi korban virus Corona hidup-hidup,” tulis Daniel Funke dari PolitiFact yang menyimpulkan video itu sebagai informasi palsu.

“Dan untuk menjadi jelas, video ini tidak menawarkan bukti langsung. Kami menjangkau G News untuk sumber video Wengui, tetapi kami belum mendengarnya. Posting Facebook tidak akurat. Kami menilai itu false.”

Akibatnya, posting oleh halaman Facebook “China Declassified” telah ditampar dengan label peringatan “informasi palsu” oleh Facebook.

Raksasa media sosial yang berbasis Amerika Serikat tersebut pada awal pekan ini berjanji untuk meningkatkan tindakan kerasnya pada berita palsu tentang virus Corona.

Wabah Covid-19 pertama kali muncul dan mewabah di Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada bulan Desember 2019. Penyakit itu sekarang telah menewaskan 2.858 orang secra global dengan jumlah kasus infeksi secara global mencapai 83.379.

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.