Berikut Data Kerugian Akibat Banjir yang Terjadi di Aceh Utara Sepanjang Tahun 2021

ACEHSATU.COM | Aceh Utara, – Banjir seakan menjadi suatu adat atau kebiasaan bagi warga Aceh Utara Khususnya bagi mereka yang berada di wilayah bantaran sungai seperti  Krueng Pase, Krueng Peuto , Krueng Keureuto. Plt Kalaksa BPBD Aceh Utara Murzani Kepada Media Acehsatu.com pada Selasa (28/12/2021) mengatakan di tahun 2021 Aceh Utara telah tiga kali dilanda … Read more

ACEHSATU.COM | Aceh Utara, – Banjir seakan menjadi suatu adat atau kebiasaan bagi warga Aceh Utara Khususnya bagi mereka yang berada di wilayah bantaran sungai seperti  Krueng Pase, Krueng Peuto , Krueng Keureuto.

Plt Kalaksa BPBD Aceh Utara Murzani Kepada Media Acehsatu.com pada Selasa (28/12/2021) mengatakan di tahun 2021 Aceh Utara telah tiga kali dilanda banjir yaitu pada pertengahan September, Awal Oktober dan di Bulan November.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penangulgung Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara banjir mulai terjadi Pada tanggal 16  September 2021 lalu banjir yang melanda Kecamatan Kuta Makmur dan Kecamatan Simpang Keuramat.

Pada tanggal 01 Oktober banjir melanda  Kecamatan Geuredong Pase, Kecamatan Matang Kuli, Kecamatan Samudera, Kecamatan Pirak Timu, Murah Mulia, Nisam , Bandar Baro,Kuta Makmur, Syamtalira Aron dan Kecamatan Nibong.

Pada tanggal 07 November Banjir kembali melanda Kecamatan Matang Kuli ,Tanah Luas,Sawang, Nisam dan Bandar Baro.

Kemudian pada tanggal 12 November 2021 lalu banjir kembali melanda wilayah Aceh Utara tepatnya di Kecamatan Lhoksukon,Cot Girek, Pirak Timu dan Matang Kuli.

Rata – rata penyebab banjir tersebut selain dari faktor meluapnya air sungai juga dikarenakan oleh jebolnya tanggul penahan.

Menurut Murzani banjir yang terjadi selama ini di Aceh Utara selain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi juga terjadi karena Posisi Aceh Utara yang berdekatan dengan Bener Meriah,

“Dimana secara hulu ke hilir itu salah satu penyebab, tentu nya kalau hujan deras mengguyur Bener Meriah air sungai di sana akan mengalir ke Aceh Utara”, ujar Murzani.

Sedangkan secara tehnis menurutnya , banjir juga terjadi akibat perambahan hutan dan dangkalnya sungai atau mungkin rusaknya saluran-saluran air, kata Murzani. 

“Oleh sebab itu kita perlu melakukan pembenahan – pembenahan sehingga bisa meminimalisir terjadinya banjir”,  ujarnya.

Kerugian Sektor Pertanian

Akibatnya tidak sedikit masyarakat mengalami kerugian terutama di Sektor Pertanian. Menurut Data yang diterima Media Acehsatu.com dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara sebanyak 291 hektare sawah mengalami puso atau gagal ppane. 

“Sedikit nya ada sekitar 707 Hektar sawah Aceh Utara terendam banjir pada Tahun 2021, dan Seluas 291 hektare tanaman padi diantaranya mengalami puso atau gagal panen,” ujar Erwandi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan  Aceh Utara.

Erwandi mengungkapkan, total Kerugian petani akibat gagal panen atau puso mencapai Rp1,1 Miliar dan areal persawahan yang terendam banjir itu tersebar di lima Kecamatan yakni, Matang Kuli, Pirak Timu, Simpang Keuramat, Kuta Makmur, dan Kecamatan Banda Baro.

“Potensi kerusakan atau puso terjadi apabila genangan air merendam lebih dari tiga hari. Sebab, batang padi akan cenderung rusak dan membusuk,” kata Erwandi.

Kerugian Sektor Perikanan

Kerugian sektor Perikanan diperkirakan mencapai 2,124,750,000 miliar meliputi Kecamataan Tanah Jambo Aye, Kecamatan Tanah Pasir , Kecamatan Samudera dan Kecamatan Syamtalira Bayu.

Rata – rata kerugian di sektor pertambakan pada jenis Ikan Bandeng dan Udang sementara di Kecamatan Syamtalira Bayu kerugian pada jenis Ikan Bandeng, Udang Paname ,Ikan Kerapu dan lahan garam.

Kerugian Infrastruktur

Data yang diperoleh media Acehsatu.com akibat banjir melanda Aceh Utara terdapat banyak infrastruktur yang rusak diantaranya tanggul sungai Krueng Pase Kecamatan Samudera terdapat di Gampong Mancang jebol sepanjang 75 Meter , Tanjung Awe sepanjang 100 Meter Dan Desa Teupin Beulanga sepanjang 5  Meter.

Untuk Kreung Peutoe dan Krueng Keureuto tanggul rusak  di beberapa Kecamatan , untuk Kecamatan Lhoksukon Desa Meunasah Jok  Jebol sepanjang 150 Meter, Desa Meuncat sepanjang 100 Meter, Desa Geulumpang KM X sepanjang 70 Meter, Desa Baro sepanjang 120 Meter, Desa Pante Sepanjang 75 Meter , Dan Desa Mancang sepanjang 35 Meter.

Di Kecamatan Cot Girek tanggul rusak di desa Trieng sepanjang 50 Meter , Kecamatan Matang Kuli Rusak di Desa Blang sepanjang 100 Meter Dan Desa Punti Sepanjang 70 Meter.

Untuk Kecamatan Tanah Luas terdapat di Desa  Paya Brandang sepanjang 100 Meter Dan Desa Serba Jaman Tunong sepanjang 250 Meter.

Untuk kerusakan saluran irigasi akibat banjir terjadi di Desa Binje Kecamatan Nisam sepanjang 15 Meter.

Kerusakan Bendungan Irigasi terjadi desa Leubok Tuwe Kecamatan Murah Mulia sepanjang 20 Meter dan Desa Ule Nyeu Kecamatan Bandar Baro di satu titik.

Banjir juga merusak dua unit Jembatan di Kecamatan Geuredong Pase yaitu di Gampong Uram Jalan , dan juga Jembatan Perbatasan Desa Rayek Jawa dan Desa Darussalam.

Selain itu juga merusak satu Unit rumah warga di Gampong Tanjung Awe Kecamatan Samudera,  Aceh Utara. 

AcehSatu Network
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Optio, neque qui velit. Magni dolorum quidem ipsam eligendi, totam, facilis laudantium cum accusamus ullam voluptatibus commodi numquam, error, est. Ea, consequatur.