ACEHSATU.COM | JAKARTA – Fakta baru terungkap dari hasil penyelidikan LPSK terkait kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin Angin. LPSK menyebut pernah ada korban tewas lebih dari satu orang
Selain adanya korban tewas, LPSK mengungkap korban tewas juga diduga karena dianiaya. Hal ini didapat berdasarkan keterangan dari pihak keluarga.
“Informasi yang kita dapatkan kemarin, dan sudah kita konfirmasi terhadap keluarga adanya korban tewas yang di tubuhnya terdapat tanda tanda luka, peristiwa tahun 2019,” kata Wakil Ketua LPSK RI Edwin Partogi Pasaribu saat jumpa pers di Medan, Sabtu (29/1/2022).
Edwin menyebut keluarga dihubungi karena korban disebut sakit asam lambung. Pihak keluarga kemudian mendatangi lokasi dan merasa curiga karena jenazah korban sudah dimandikan, dikafani, dan tinggal dikuburkan.
Edwin mengatakan pihak keluarga saat itu mengecek kondisi jenazah. Setelah dicek, ditemukan sejumlah bekas luka.
“Mereka sempat membuka kafan itu terlihat di wajahnya bekas luka,” ujar Edwin.
Edwin mengatakan pihaknya sudah memberikan informasi terkait hal ini kepada Polda Sumut. Terkait benar-tidaknya informasi ini, kata Edwin, akan diputuskan dari hasil pemeriksaan polisi.
Komnas HAM juga menyampaikan hasil investigasi sementara terkait kerangkeng di rumah Bupati Langkat itu. Komnas HAM mengatakan korban tewas di lokasi itu lebih dari satu.
“Yang meninggal lebih dari satu. Kami menelusuri dapat, Polda juga dapat dengan korban yang berbeda,” kata komisioner Komnas HAM M Choirul Anam di Mapolda Sumut, Sabtu (29/1).
Anam mengatakan kerangkeng yang dijadikan tempat rehabilitasi itu tidak memiliki izin. Dia mengatakan ada penganiayaan yang terjadi di lokasi itu.
“Faktanya, kita temukan yang terjadi rehabilitasi yang cara melakukan rehabilitasinya penuh dengan catatan-catatan kekerasan sampai hilangnya nyawa,” ucap Anam.
Anam pun membenarkan soal pria yang terekam dengan wajah lebam di kerangkeng di rumah Terbit Rencana itu. Anam mengatakan pria itu merupakan korban dari penganiayaan.
“Informasi soal peristiwa apa yang dialami oleh orang yang muncul wajahnya di video tersebut dan solid, apa yang terjadi, itu bagian yang tadi kami sampaikan salah satu yang mendapatkan kekerasan,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak. Panca mengatakan pihaknya juga mendapatkan adanya korban tewas diduga dianiaya di kerangkeng tersebut.
“Temuannya sama seperti itu. Yang kita temukan lebih dari satu,” ucap Panca.
Hingga kini Komnas HAM maupun Polda Sumut masih mendalami hal ini. Sejumlah saksi masih terus diperiksa dalam kasus ini. Terbit yang saat ini mendekam di Rutan KPK pun segera diperiksa.
“Komnas HAM sejak beberapa hari yang lalu, kami berkomunikasi dengan teman-teman KPK untuk bisa akses ke tahanan KPK,” kata Anam.
Hal senada juga disampaikan Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak. Panca mengatakan pihaknya juga akan memeriksa Terbit Rencana jika diperlukan.
“Kami, penyidik akan meminta keterangan semua pihak yang terkait dengan masalah tersebut. Dimana pun dia. Jadi enggak usah khawatir,” ujar Panca. (*)