ACEHSATU.COM [ ACEH UTARA – Warga Kecamatan Langkahan dan Cot Girek, Aceh Utara tiap hari melintasi jalan peninggalan Exxon Mobil, kondisinya sangat memprihatikan karena kondisi jalan susah untuk dilintasi.
Pantauan Acehsatu.com, Senin (23/11/2021), kondisi jalan yang berlumpur dan berbatuan yang besar , membuat jalan susah untuk dilintasi, kondisi seperti ini sudah lama dirasakan warga desa Seureuke dan lubok Pusaka Kecamatan Langkahan, serta warga desa Cot Girek kecamatan Cot Girek Aceh Utara.
Jalan tersebut dibangun sekitar tahun 90 an pada saat perusahaan migas raksasa melakukan eksplorasi di daerah itu. Awalnya jalan tersebut banyak dilalui oleh kendaraan milik perusahaan dan juga masyarakat untuk menjangkau daerah perkebunan setempat bahkan dijadikan jalan akses utama warga dan saat itu kondisinya masih bagus , namun jalan tersebut pasca ditinggalkan perusaan migas itu, mulai sepi hanya dilewati beberapa mobil yang digunakan warga ditambah lagi dengan kondisi yang rusak parah.
Terlebih saat musim hujan , warga harus berupaya ekstra untuk bisa melewati jalan tersebut karena kondisinya rusak parah
Rehab Secara Swadaya
Melihat dan merasakan kondisi jalan yang sedemikian parah terkesan tanpa ada kepedulian dari pihak perusahaan yang sekarang di kelola oleh Pema Global Energi (PGE) di bawah Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
Ketua Brigade Bapera Aceh Utara, Abu Bakar Ar bekerjasama dengan tokoh masyarakat di dua desa, Cot Girek dan desa Seureuke melakukan cara swadaya memperbaiki titik badan jalan yang rusak parah agar mudah dilewati warga.
Dalam proses rehab tersebut Ketua Brigade Bapera Aceh Utara mendatangkan satu unit excavator untuk melakukan pengerukan lumpur, dan dimonitor langsung oleh Ketua Brigade Bapera Aceh Utara dan juga Geuchik Desa Seureuke Kecamatan Langkahan dan juga Anggota Brigade Bapera Aceh Utara DPC Kecamatan Cot Girek
Geuchik Desa Seureuke, Abdul Aziz Kepada Acehsatu.com pada Selasa (23/11/2021) mengatakan bahwa kondisi seperti ini sudah lama dirasakan warga desanya dan juga desa tetangga.
“Pada tahun 2019 saat itu saya baru menjabat sebagai geuchik sudah pernah kami ajukan permohonan jalan yang sudah rusak dan tidak layak lagi dilewati agar diperbaiki, Saat itu saya ajukan ke Pertamina Hulu Energi (PHE) sebelum masa kontraknya berakhir dan sekarang sudah berganti Ke Pema Global Energi (PGE)”, Terang Aziz.
Tambahnya lagi, ini adalah jalan akses utama antar Kecamatan yaitu Kecamatan Langkahan dan Cot Girek yang masih bisa dilalui , sedangkan ada jalan-jalan desa lainnya yang memang jauh dipedalaman sehingga tidak ada perhatian dari pemerintah dan benar-benar tidak bisa dilewati lagi sehingga jalan peninggalan Exxon mobil inilah satu-satunya akses utama yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Disaat musim penghujan tiba masyarakat tidak bisa melintas karena banyak jalan berlubang, terutama anak-anak sekolah yang kita sayangkan, dimana kondisi jalanan yang berlumpur dan tanah liat sehingga tanah itu bisa melekat di ban sepeda motor atau kereta, intinya kalau musim hujan tiba jalan susah untuk dilewati.
“Ada sekitar 8 atau 10 titik jalan yang kondisinya sangat parah dan berlumpur dari Cot girek ketempat kami , namun kalau sampai keu Desa Leubok Pusaka mungkin ada belasan titik,” ujar Abdul Azis.
Dirinya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Abu Bakar Ar selaku ketua Brigade Bapera Aceh Utara yang telah membantu kami merehab beberapa titik jalan yang memang sudah tidak bisa dilewati lagi, dan akses ini digunakan oleh dua kecamatan.
Dan ini adalah bentuk perhatian beliau kepada kami yang ada di pedalaman Aceh Utara, yang memang jauh dari jangkauan pemerintah dan mudah-mudahan Brigade Bapera Aceh Utara lebih luas lagi
Selain itu dirinya juga berharap kepada Pihak PGE , baik itu BPMA , dibawah desa kami dilintasi oleh minyak ataupun gas yang cukup banyak, mohon perhatian dan kompensasi kepada kami setidaknya jalan mohon diperbaiki dan dirawat sehingga kami dapat menggunakan akses tersebut (*)