https://acehsatu.com/wp-content/uploads/fluentform/ff-8740b409234642c1f6cfafd8c0f9acfe-ff-WhatsApp-Image-2024-03-13-at-14.50.40.jpeg

Berita Lainnya

Hukum

Politik

ACEHSATU.COM Pendiri Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi menyampaikan pemeriksaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait Imam besar FPI Rizieq Shihab di Polda Metro Jaya menimbulkan banyak reaksi dari netizen di media sosial, terutama Twitter.

Ismail menyampaikan analisis DE mencatat perbincangan mengenai Anies sejak 10 hingga 17 November mencapai 161.505. Puncak perbincangan pada 17 November dengan 46.759 perbincangan.

Ilustrasi Anies Baswedan bertemu Rizieq Shihab. (Arsip FPI)

“Grafik tren seminggu terakhir memperlihatkan ada peningkatan tajam sejak tanggal 16 November, puncaknya pada 17 November 2020,” kicau Ismail, Rabu (18/11).
Berdasarkan pemetaan, Ismail membeberkan klaster yang pro terhadap Anies atau ABW lebih besar dari kontra. Banyak pengguna yang memberikan dukungan positif kepada Anies. Sedangkan klaster kontra tampak lebih kecil.

Cluster Pro ABW lebih besar dari yang Kontra. Banyaknya warna hijau pada cluster Pro memperlihatkan dukungan positif pada @aniesbaswedan, sedangkan warna merah pada cluster Kontra menunjukkan tingginya sentimen negatif kepada ABW,” ujarnya.

Ismail mengatakan DE mencatat ada banyak narasi yang muncul dalam pemeriksaan Anies. Narasi utama dalam pemeriksaan Anies adalah ketidakpercayaan kepada pemerintah Presiden Joko Widodo.

Sedangkan dari sisi emosional, DE menyampaikan pengguna yang marah dan jijik dengan pemeriksaan Anies cukup tinggi. Jika dikelompokkan berdasarkan kandungan emosinya, paling besar berupa ‘trust’, soal ketidakpercayaan pada keadilan penegakan hukum.

Lalu ‘anticipation’, harapan agar ABW baik-baik saja selama pemeriksaan,” ujar Ismail.

Sedangkan emosi marah, Ismail menyebut sangat tinggi. Hal itu, kata dia tampak dari percakapan warganet.

Kemudian, Ismail mengungkapkan keterlibatan bot dalam percakapan Anies cenderung natural. Dari 23 ribu akun yang aktif dalam percakapan tentang Anies tanggal 16-17 November, sebanyak 69 persen berhasil diidentifikasi score botnya secara random.

Hasilnya, secara agregat score bot 1.89, artinya cenderung natural. Ini gabungan dari pro & kontra,” ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Ismail menyimpulkan pemanggilan dan pemeriksaan Anies telah memantik percakapan pro-kontra antara pendukung Anies dan para pengkritiknya. Klaster pro Anies paling besar ukuran pendukung dan percakapannya, namun klaster kontra juga termasuk cukup besar.

Sebagian besar narasi utama dan mendapat retweet paling banyak berasal dari akun-akun pro Anies, seperti @fadlizon, @tatakujiyati, dan @fahiraidris. Akun itu mengangkat isu ketidakpercayaan kepada hukum, pemeriksaan dianggap tidak sesuai UU dan politis, tebang pilih, serta dukungan pada Anies.

Sedangkan dari cluster kontra ABW, narasi utama kritik mereka terutama soal kecilnya denda pelanggaran PSBB (50jt), perbedaan perlakukan ABW thd pedagang kecil vs thd acara HRS/FPI (misal cuitan @permadiaktivis1),” ujar Ismail.

Lebih dari itu, Ismail berkata emosi netizen yang dominan adalah soal trust (ketidakpercayaan), anticipation (doa dan harapan bagi Anies), anger (marah), dan disgust (sebal/jijik).

Disgust ini dari dua kubu: pro ABW, disgust thd penangkapan; kontra ABW, disgust thd HRS yang dianggap terkena kasus esek2,” ujarnya. (*)