ACEHSATU.COM – Pemerintah Indonesia memutuskan menunda seluruh penerbangan dari dan ke seluruh wilayah daratan China. Anggota DPR Aceh Asrizal Asnawi yang sedang berada di rumah sakit di Kota Guangzhou khawatir tidak dapat kembali ke tanah Rencong akibat kebijakan tersebut.
Asrizal terbang ke China untuk mendampingi adik kandungnya berobat di rumah sakit St Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dia sudah beberapa hari berada di kota tersebut.
“Adik saya menjalani pengobatan kanker rektum yang sudah menyebar ke tulang ekor. Jika di Indonesia ini sudah harus diamputasi akibatnya pasien lumpuh seumur hidup,” kata Asrizal kepada detikcom, Selasa (4/2/2020).
Setelah menjalani pengobatan, kondisi adiknya mulai membaik. Pengobatan tahap I selesai pada 6 atau 7 Februari mendatang dan rencananya dia segara pulang ke Indonesia.
Namun Asrizal cemas dengan regulasi yang dikeluarkan pemerintah yang menyetop seluruh penerbangan ke China. Padahal jelasnya, di rumah sakit tersebut juga masih ada sejumlah keluarga pasien lain asal Indonesia.
“Kalau pemerintah mau mungkin bisa mengklasifikasikan tujuan datang dan pergi orang ke Indonesia atau China. Tidak menggeneralisir seperti saat ini,” jelas politikus PAN itu.
“Di sini ada pula yang sudah terlanjur pulang tapi tidak bisa kembali lagi untuk melanjutkan proses pengobatan, padahal kami cukup steril di rumah sakit dengan regulasi yang dibuat oleh pihak rumah sakit sendiri,” sebutnya.
Seperti diketahui, pemerintah memutuskan menunda seluruh penerbangan dari dan ke seluruh wilayah China. Alasannya untuk mencegah penyebaran virus corona ke tanah air.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, keputusan itu diambil setelah para menteri melakukan rapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Setelah diputuskan penundaan itu berlaku sejak Rabu pukul 00.00 WIB.
Tak hanya angkutan udara, kebijakan itu juga berlaku untuk angkutan laut. Pemerintah menunda pelayaran dari dan ke China.
“Kalau kita bicara tentang mengapa itu dilakukan dan bagaimana dilakukan, Kemenhub mengacu kepada koordinasi dari pada me-manage bahaya corona dengan leading sektor Kemenkes dan Kemenlu,” ujarnya di Kemenhub, Jakarta, Senin (3/2). (*)